Ratu Shima sendiri bukan berasal dari Jawa

Dicintai seluruh rakyat
Terlepas benar atau tidaknya cerita legenda tersebut, Ratu Shima memang sangat dikenal dengan Ketegasannya. Nama Shima kerap diidentikkan dengan istilah simo yang berarti “singa” (Gunawan Sumodiningrat, Membangun Indonesia Emas, 2005:83). Kendati begitu, sang ratu sangat dicintai rakyatnya.

Ratu Shima sendiri bukan berasal dari Jawa. Ia lahir pada sekitar tahun 611 M di Sumatra bagian selatan, di dekat daerah yang kini bernama Musi Banyuasin. Ratu Shima, putri seorang pemuka agama Hindu-Syiwa, diboyong ke Jepara setelah menikah dengan pangeran dari Kalingga bernama Kartikeyasinga.

Setelah Kartikeyasinga wafat pada 674 M, Ratu Shima melanjutkan peran suaminya sebagai penguasa Kalingga (Catatan-catatan Tercecer Mengenai Kerajaan-kerajaan dan Raja-raja pra Islam di Jawa Barat, 1993:16). Ratu Shima naik takhta karena dua anaknya, yakni Parwati dan Narayana, masih kecil.

Antara Kalingga dengan kerajaan-kerajaan di negeri Melayu memang terjalin ikatan kekerabatan yang cukup erat. Ibunda Kartikeyasinga atau mertua Ratu Shima adalah
https://www.pondokminangjaya.com/slot-gacor/ putri dari Kerajaan Sribuja yang berpusat di Palembang. Kelak, kerajaan ini ditaklukkan oleh Sriwijaya pada 683 M.

Setelah diperistri oleh Kartikeyasinga, Ratu Shima sempat tinggal di kawasan yang disebut Adi Hyang–di pegunungan Dieng–yang sampai saat ini masih didapati candi-candi bercorak Hindu. Maka, sempat terjadi perdebatan terkait lokasi Kerajaan Kalingga meskipun dugaan terkuat tetap Jepara (Solichin Salam, R.M.P. Sosrokartono: Sebuah Biografi, 1987:14).

Berdasarkan dokumentasi surat menyurat milik Kekhalifahan Bani Umayyah yang disimpan di Museum Granada, Spanyol, diketahui jika Khalifah Utsman bin Affan ketika itu sempat mengutus armada lautnya yang dipimpin Muawiyah bin Abu Sufyan untuk melakukan ekspedisi mengenalkan Islam ke daratan China, termasuk ke Nusantara.

“…Besar kemungkinan bahwa penyelidikan ke Tanah Jawa ini amat rapat persangkutannya dengan usaha beliau mendirikan armada Islam. Sebab, beliaulah yang mula-mula mendirikan armada angkatan laut dalam kekhalifahan Islam. Mungkin sekali bahwa setelah utusan itu atau mata-mata menyelidiki sendiri ke Tanah Jawa dan menguji informasi tentang keteguhan hati Ratu Simo. baginda hendak mengirim utusan memasuki pulau-pulau Melayu (Nusantara),” tulis Buya Hamka, dalam bukunya yang berjudul Sejarah Umat Islam.