Kiamat Kian Nyata Gara-Gara AI, Ahli Kasih Peringatan
Pengembangan Artificial Intelligence (AI) diikuti dengan peningkatan isu lingkungan. Teknologi itu dituding jadi pelaku besarnya jejak air yang dihasilkan para raksasa teknologi dunia.
Google dan Microsoft diketahui merupakan perusahaan yang ikut dalam perlombaan memanfaatkan AI. Dalam setahun terakhir, keduanya sibuk mengembangkan https://www.grillpizzeriaking.com/ dan memasukkannya dalam produk serta layanan perusahaan.
Namun pengembangan ini juga meningkatkan konsumsi air dalam perusahaan. Karena ternyata AI menggunakan banyak air saat dioperasikan.
Hal ini terungkap dalam penelitian yang diterbitkan bulan April lalu oleh peneliti Universitas California, Shaolei Ren. Dia dan timnya menemukan chatbot populer ChatGPT menelan 500 milimeter per 10-15 perintah.
Angka tersebut bergantung pada kapan dan di mana model AI diterapkan. Penggunaan ChatGPT yang masif juga menggambarkan situasi konsumsi tersebut.
“Secara umum masyarakat jadi lebih tahu dan sadar soal masalah air dan saat mereka mengetahui perusahaan teknologi besar mengambil sumber daya air mereka dan tidak mendapatkan cukup air, maka tidak ada yang menyukainya,” kata Ren kepada CNBC Internasional, Jumat (8/12/2023).
Dia juga mengingatkan risiko ini perlu dibereskan segera oleh perusahaan. Mengingat adanya potensi perselisihan di masa depan.
“Saya pikir kita akan melihat lebih banyak perselisihan terkait penggunaan air di masa depan. Jadi ini tipe risiko yang harus ditanggulangi perusahaan,” jelasnya.
Jauh sebelum meningkatnya kepopuleran AI, penggunaan air di perusahaan teknologi memang sangat banyak. Berdasarkan laporan kelestarian lingkungan, Microsoft menggunakan air secara global meningkat pada 2021-2022 atau menjadi 1,7 miliar galon.
Untuk membayangkannya, penggunaan air tahunan perusahaan dapat mengisi lebih dari 2.500 kolam renang berukuran olimpiade.