Mengenal Apa itu Metode Pendidikan Montessori?

Lembaga Pendidikan Futura Indonesia Paud dan SD di Gunungsari Lombok Barat, menerapkan metode pembelajaran Montessori kepada peserta didiknya.  Apa itu metode pendidikan montessori? Montessori adalah metode pendidikan yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori sekitar 100 tahun yang lalu. Ia merupakan lulusan sekolah kedokteran di Roma Italia pada tahun 1869. Dr. Montessori menjadi salah satu dokter wanita pertama di Italia. Ia mulai tertarik dengan dunia pendidikan semenjak profesi dokter mempertemukannya dengan anak-anak.

 
Karena hal itu, metode ini berkembang sebagai hasil dari penelitiannya terhadap perkembangan intelektual anak yang mengalami keterbelakangan mental. 

Dua sekolah yang menerapkan pembelajaran ini adalah; Gili Bumblebee Montessori School di Gili Trawangan, dan Lembaga Pendidikan Futura Indonesia Paud dan SD Montessori di Dusun Ireng Daya, Jati Sela, Gunung Sari, Lombok Barat. Dijelaskan Fitriana, Lembaga Pendidikan Futura Indonesia Paud dan SD montessori didirikan oleh Gabriela Swoboda seorang berkebangsaaan Jerman pada tahun 2012.
https://jackanugrahindonesia.com/ Gabriela Swoboda tergabung dalam Assosiasi Montessori Internasionale yang berpusat di Kota Amsterdam Belanda. Ia telah menerapkan metode Montessori ini selama lebih dari 30 tahun di negaranya, Jerman. Beberapa ciri-ciri metode pendidikan Montessori ialah: 1. Menerapkan penekanan terhadap aktivitas pengarahan diri pada anak.
2. Menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar dengan tingkat perkembangan anak.

3. Memonitoring aktivitas fisik anak dalam menyerap mata pelajaran secara akademis maupun keterampilan praktik secara langsung. 
4. Pengamatan klinis dari guru yang berfungsi sebagai fasilitator atau pendamping. Selain itu, metode ini juga menggunakan peralatan auto correction untuk membantu anak belajar dengan baik. Penggunaan auto correction bertujuan agar anak mengerti soal benar atau salah terhadap perbuatan yang telah dilakukan, sehingga anak bisa mengoreksi dirinya sendiri. Hal ini tanpa disadari membuat anak menjadi lebih paham atas kesalahan yang dilakukan, tanpa perlu diberitahu oleh pendidiknya. Itu sebabnya, sekolah dengan metode ini tidak mengenal adanya reward dan punishment (hadiah dan hukuman). Fitriana berharap dengan metode Motessori ini “anak-anak bisa memiliki pribadi yang berkarakter, bukan hanya pintar dalam akademik tapi juga diharapkan mempunyai budi pekerti luhur yang baik.